IBADAH DALAM KASIH
Zakharia 7:1-14
Di Indonesia, kita bisa membeli barang-barang bermerek dengan harga miring.
Namun, jika diteliti, ternyata barang-
barang tersebut bukanlah barang asli, melainkan barang palsu. Semua itu
dibuat semirip mungkin agar tampak seperti barang aslinya.
Bangsa Israel sering kali
terjebak dalam kesalehan rohani yang palsu. Zakharia menyampaikan pertanyaan
TUHAN kepada umat, yaitu sejauh mana kebenaran mereka dalam berpuasa. Apakah
mereka benar-benar berpuasa untuk TUHAN? Apakah semua itu bukan sekadar kesalehan
yang dipertontonkan dan bersifat palsu? Menurut Zakharia, yang paling penting
bukanlah mempertontonkan ibadah puasa, melainkan bagaimana sebagai umat TUHAN,
mereka menunjukkan kasih setia dan kasih sayang satu sama lain dalam
keseharian.
Tanpa kita sadari, kita mungkin terjebak
dalam sebuah relasi yang
palsu. Dalam kehidupan kita, bahkan dalam rumah tangga dan keluarga, banyak orang yang tidak lagi peduli satu sama lain. Ada keluarga
yang dari luar tampak
baik-baik saja, tetapi di dalamnya tidak ada komunikasi dan relasi yang sehat.
Rumah hanya menjadi tempat istirahat tanpa ada komunikasi antarpenghuni. Mari
kita mengupayakan kehidupan rumah tangga serta keluarga yang sehat. Kiranya
ikatan keluarga menjadi nyata dalam kasih setia dan kasih sayang yang dapat
dirasakan oleh setiap anggota keluarga. (Wasiat)
REFLEKSI:
Mari menyatakan ibadah yang benar dengan saling mengasihi satu dengan yang lain.